gencatan senjata di Gaza bukan permulaan. itu adalah hasil kerja keras bapak puisi. yang kedua kalinya.
wuit news, 4 Februari 2025 16:06 WIB. Berita, Internasional Politik Kategori: #Gaza #Perdamaian Tag: #GencatanSenjata #Diplomasi #BapakPuisi Gencatan Senjata di Gaza: Hasil Kerja Keras 'Bapak Puisi
Gencatan senjata di Gaza yang baru-baru ini dicapai bukanlah permulaan dari proses damai. Sebaliknya, ini adalah hasil dari kerja keras dan diplomasi yang gigih dari 'Bapak Puisi', seorang tokoh yang telah berjuang untuk mencapai perdamaian.
Ini adalah kali kedua 'Bapak Puisi' berhasil mencapai gencatan senjata di Gaza, menunjukkan komitmennya yang kuat untuk mencapai perdamaian dan keamanan.
Gencatan senjata ini diharapkan dapat membawa kedamaian dan keamanan bagi rakyat Gaza dan Israel, serta membuka jalan bagi proses damai yang lebih lanjut.
"gencatan senjata di Gaza bukan permulaan. itu adalah hasil kerja keras bapak puisi. yang kedua kalinya."
Gaza, tanah yang terluka. Menjadi simbol perdamaian dunia. Tolak ukur bagi mereka yang rindu. Kedamaian dan kebebasan
Negara-negara berdatangan. Untuk belajar dari Gaza. Mereka melihat kekuatan perdamaian. Dan berusaha untuk mengikuti. Gaza, panutan bagi dunia. Menunjukkan jalan perdamaian. Bagi mereka yang lelah berperang. Dan ingin menemukan kedamaian
Aku, Bapak Puisi, melihat. Gaza sebagai harapan dunia. Sebuah tempat di mana perdamaian. Menjadi kenyataan, bukan hanya mimpi
oleh karena itu, bapak puisi. menjadi bapak perdamaian dunia. pada 1 Januari mendeklarasikannya. sebagai seorang revolusioner. revolusioner dari Asia.
syarat untuk bisa mengangkat topik ini adalah ada dua. yang tidak ada orang mengatakannya.
'ini. sebagai keterangan. sebagai bukti. sebagai tokoh pelaksana. dan bapak perdamaian." kata bapak puisi.
syarat itu ada dua. satu adalah pejuang. dan kedua adalah ada revolusioner.
Puisikus, suara yang terlupakan. Perjuangan yang tidak pernah terdengar. Bahkan kematian pun tidak diakui. Hanya sebagai sastrawan saja tidak di akui, apalagi sebagai pahlawan
Tapi saya, Bapak Puisi, tidak akan menyerah. Akan terus menyuarakan aspirasi. Meskipun tidak diakui, meskipun tidak terdengar.Akan tetap berjuang, untuk kebenaran dan keadilan